beranda

Sabtu, 12 Juni 2021

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN DAN KEBERHASILAN SETIAP INDIVIDU

 

PENDAHULUAN

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang diikuti oleh individu. Keluarga juga yang mengajarkan berbagai hal pada setiap individu. Bisa dikatakan bahwa keluarga juga merupakan tempat pendidikan pertama bagi setiap individu. Secara tidak langsung, apapun yang terjadi dalam sebuah keluarga menjadi pelajaran bagi semua anggota keluarga tersebut. Baik kejadian yang baik, maupun kejadian yaang buruk akan dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi semua anggota keluarga / setiap individu yang ada pada keluarga tersebut.

Sebagai tempat pembelajaran yang pertama bagi setiap individu. Maka apapun yang terjadi dalam keluarga tersebut akan berpengaruh dalam kehidupan setiap individu yang ada di dalamnya. Tidak hanya kejadian tertentu, tetapi setiap anggotanya juga berpengaruh terhadap anggota lain.

Misalnya orang tua. Orang tua memiliki banyak peran penting dalam berjalannya hubungan kekeluargaan. Tidak hanya hubungan kekeluargaan, tetapi juga berpengaruh penting terhadap sifat dan prilaku anak-anak mereka. Termasuk pengendalian ego dalam setiap anak-anak mereka. Orang tua juga berperan penting dalam berbagai perkembangan yang dialami oleh anak-anak mereka. Meskipun banyak peran orang tua yang digantikan oleh orang lain, namun posisi orang tua sangat penting dalam perkembangan anak-anak mereka. Orang tua juga menjadi faktor terbesar dalam perkembangan kepribadian, psikologi, dan kemajuan anak dalam berbagai bidang.

Kemajuan yang dialami anak sebagai individu tidak lepas dari berbagai dukungan yang dicurahkan oleh orang tua. Begitu besar peran orang tua hingga tidak dapat digantikan dengan apapun. Orang tua juga yang menuntun anak-anak mereka ke gerbang keberhasilan. Banyak keberhasilan yang dicapai oleh anak-anak yang dilatar belakangi oleh orang tua mereka. Kemampuan orang tua untuk mendukung anak-anak mereka dalam berbagai hal sangat berpengaruh besar.

Keberhasilan yang dicapai anak-anak juga dilatar belakangi oleh dukungan secara material dan non material. Meskipun banyak anak-anak yang berhasil karena dukungan keduanya (material dan non material), namun tidak sedikit pula anak yang berhasil hanya dengan dukungan non material. Mereka dipengaruhi oleh dukungan semangat dan do’a dari orang tua mereka. Suport yang terus menerus dari kedua orang tua akan menumbuhkan semangat dalam diri anak-anak mereka dalam mencapai keberhasilan. Tidak hanya faktor suport saja, tetapi contoh langsung dari orang tua yang tidak kenal menyerah juga akan menambah semangat anak-anak dalam mencapai keberhasilan mereka.

Orang tua tidak hanya menjadi faktor pendukung anak-anak mereka ketika masih kecil, tetapi orang tua juga akan menjadi faktor pendukung mereka sampai kapanpun. Bahkan sampai mereka tua, faktor pendukung yang telah mereka dapatkan dari orang tua mereka dahulu akan tetap terasa.

Disini penulis akan menuliskan bagaimana orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan dan keberhasilan pada setiap anak.


PEMBAHASAN

Erik Erikson merupakan ilmuan ternama yang mengembangkan teori tentang psikososial. Beliau mengemukakan teori menurut persamaan ego. Dimana ego merupakan perasaan sadar yang dapat dikembangkan melalui interaksi sosial. Terdapat beberapa hal yang dapat mengembangkan ego individu diantaranya yaitu :

1.      Pengalaman

2.      Informasi baru yang didapatkan

kedua hal tersebut dapat menjadi latar belakang terjadinya perkembangan ego individu.

Selain itu, ada juga kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan yang dapat mendorong perkembangan anak menjadi lebih positif. Dalam hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan dimana orang tua bisa menjadi motivator yang baik sehingga pertumbuhan anak berkembang ke arah yang lebih baik dan merangkai pengalaman mereka dengan hal positif. Selain itu, orang tua juga bisa menjadi penyaring informasi sehingga dapat memilih informasi yang baik agar pertumbuhan ego anak-anak mereka dapat mengarah ke arah yang lebih baik.

Orang tua juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak disetiap fase perkembangan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Erikson bahwa manusia memiliki delapan fase dimana setiap keberhasilan pada setiap fase tersebut akan menentukan keberhasilan pada fase selanjutnya. Erikson juga berpendapat bahwa setiap fase memiliki perkembangan yang khas yang membutuhkan penyelesaian yang kritis bagi setiap individu (Desmita, 2009 : 42).

Erikson berpendapat bahwa setiap manusia akan menempuh delapan fase tersebut yaitu :

1.      Fase pertama

Fase pertama dilalui oleh anak usia 0-18 bulan. Pada fase ini akan muncul rasa percaya dan tidak percaya pada anak. Dimana akan akan berinteraksi melalui tangisan yang kemudian akan direspon atau tidak oleh orang tua anak tersebut. Ketika orang tua merespon baik maka anak tersebut akan timbul rasa percaya terhadap orang tua mereka dan sebaliknya (Desmita, 2009 : 42).

2.      Fase kedua

Fase kedua yaitu fase yang dialami anak usia 18 bulan sampai 3 tahun. Fase ini disebut dengan fase kanak-kanak. Pada fase ini akan muncul rasa mandiri jika mengalami keberhasilan atau rasa malu jika anak mengalami kegagalan. Setelah melalui fase pertama dengan baik dan memiliki rasa percaya terhadap orang tua maka  akan timbul pula rasa percaya diri dari anak-anak tersebut. Dari hal tersebut yang akan membuat anak-anak sadar  dengan rasa kepercayaaan diri mereka dan percaya bahwa prilaku mereka adalah milik mereka sendiri (Desmita, 2009 : 42). Pada fase ini dukungan orang tua sangat dibutuhkan untuk membangun rasa mandiri pada anak. Sedangkan pada anak yang orang tuanya tidak memberi dukungan dan mematasi ruang gerak dan lingkungan dalam bergerak makan anak akan mudah menyerah dan beranggapan bahwa dirinya tidak mampu melakukan tindakan sendiri dan akan timbul rasa ragu-ragu atau malu sehingga membuat mereka tidak percaya kepada kemampuan mereka sendiri (Dwi Istati Rahayu, “Membentuk Karakter Bangsa Sejak Usia Dini” dalam jurnal kesejahteraan keluarga dan pendidikan, Vol. 06. No. 01. Hlm. 69).

3.      Fase ketiga

Fase ini disebut sebagai fase awal anak kecil yang terjadi pada anak usia 3-5 tahun. Pada  fase ini akan timbul rasa inisiatif jika mereka mengalami keberhasilan dan rasa bersalah jika anak mengalami kegagalan. Pada fase ini dukungan orang tua dengan pola asuh yang benar dengan memahami dan menjawab berbagai pertanyaan yang timbul dalam benak sang anak akan membuat anak semangat dalam mendekati berbagai hal yang mereka tidak tahu dan anak memiliki rasa inisiatif yang semakin kuat (Desmita, 2009:43)

Sebaliknya, jika pada fase ini  sang anak mengalami salah pola asuh maka yang terjadi akan timbul rasa bersalah yang menyebabkan malignasi (sering berdiam diri untuk menghindari suatu kesalahan) (Dwi Istati Rahayu, “Membentuk Karakter Bangsa Sejak Usia Dini” dalam jurnal kesejahteraan keluarga dan pendidikan, Vol. 06. No. 01. Hlm. 69).

 

4.      Fase keempat

Fase ini disebut juga dengan fase anak kecil dimana fase ini terjadi pada anak usia 5-13 tahun. Pada fase ini akan muncul rasa rajin jika anak tersebut mengalami keberhasilan dan rasa rendah diri ketika mereka mengalami kegagalan. Pada fase ini juga anak memasuki fase sekolah dimana mereka dituntut untuk melakukan keberhasilan yang akan membuat mereka menjadi rajin. Namun jika anak tersebut tidak berhasil maka akan timbuk rasa tidak mampu (inferioritas) yang kemudian akan berkembang menjadi sikap rendah diri pada anak (Dwi Istati Rahayu, “Membentuk Karakter Bangsa Sejak Usia Dini” dalam jurnal kesejahteraan keluarga dan pendidikan, Vol. 06. No. 01. Hlm. 69).

. Dalam fase ini orang tua perlu mendukung anak mereka dalam mencapai keberhasilan agar timbul sikap rajin pada anak mereka. Dukungan tersebut dapat berupa bimbingan belajar dengan menemani anak-anak belajar.

5.      Fase kelima

Fase kelima ini merupakan fase yang dialami oleh anak usia 13-21 tahun yang disebut dengan fase remaja. Pada fase ini akan timbul identitas dan timbul kekacauan. dalam fase ini anak akan mengalami krisis identitas dimana ia akan merasakan bagaimana proses peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada fase ini juga anak akan mencari jati diri mereka yang sebenarnya (Desmita, 2009 : 44). Dukungan orang tua sangat berpengaruh dalam fase ini untuk melewati krisis identitas dengan memberikan pemahaman tantang masa remaja. Dan jika pada fase ini sang anak tidak dapat menemukan jati dirinya maka akan timbul kekacauan.

6.      Fase keenam

Fase keenam dari teori Erikson yaitu fase dewasa yang dialami anak usia 21-40 tahun. Pada fase ini akan timbul keintiman atau justru isolasi pada diri mereka. Fase ini akan timbul anak yang mulai membentuk relasi intim dengan mencintai lawan jenis mereka. Dan jika dalam fase ini sang anak mengalami kegagalan maka akan timbul isolasi dan menghindari hubungan secara intim. Pada fase ini orang tua berperan dalam memberi motifasi yang baik kepada anak dalam memilih pasangan yang mereka cintai.

7.      Fase ketujuh

Fase ketujuh ini dialami oleh individu usia 40-60 tahun. Pada fase ini seorang anak yang dahulu kecil akan menua. Pada fase ini akan timbul rasa peduli serta memandu keturunan. Sehingga pada fase ini seorang individu cenderung generativitas yaitu perduli terhadap generasi selanjutnya. Sedangkan jika sikap generativitas tidak dapat diungkapkan maka akan mengalami pemiskinan dan stagnasis pada individu tersebut10. Pada fase ini orang tua memang sudah tidak memiliki peran dalam kehidupan sang anak. Tetapi sang anak tersebut yang akan menjadi orang tua dan menjadi pendidik bagi anak mereka dengan baik. Sisi positif dari keberhasilan bimbingan orang tua di fase  sebelumnya akan membuat sang anak menjadi pendidik yang baik bagi anak mereka dengan mencontoh dari orang tua mereka.

8.      Fase kedelapan

Fase ini terjadi pada individu usia diatas 60 tahun dimana akan timbul rasa integritas jika mereka berhasil dan rasa putus asa jika mereka gagal. Pada fase ini seorang individu akan melakukan evaluasi tentang apa yang pernah ia lakukan selama hidup serta menerima dan menyesuaikan diri dengan beberapa keberhasilan dan kegagalan yang ia alami.


 

PENUTUP

Keberhasilan anak dalam kehidupannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang menjadi pengaruh yaitu orang tua. Orang tua menjadi penentu keberhasilan anak. Berbagai bentuk dukungan orang tua terhadap anak sangat berpengaruh dan membantu anak dakam perkembangannya. Bahkan ketika sang anak dewasa juga akan teringat pada dukungan orang tua mereka yang akan membuat mereka melakukan hal yang sama pada anak mereka.


 

DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2009.Psikologi Perkembangan.Bandung.PT Rosda Karya.

Rahayu,Dwi Istati. Membentuk Karakter Bangsa Sejak Usia Dini. Jurnal Ksesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, Vol. 06. No. 01.




Nur Rizkiyah

191310004137

FTIK UNISNU JEPARA

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN DAN KEBERHASILAN SETIAP INDIVIDU

  PENDAHULUAN Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang diikuti oleh individu. Keluarga juga yang mengajarkan berbagai hal pada se...